Strategi itu soal “apa” yang dilakukan, sedangkan taktik itu soal “bagaimana” melakukannya. Gunakan taktik yang kreatif, dan tetap jaga strategi jangka panjangnya.
(artikel ini pernah dipublikasikan oleh Majalah Cetak Pengusaha Muslim Indonesia, Edisi Desember 2011)
Oleh Ipan Pranashakti
Ketidakmampuan membedakan antara strategi dan taktik dalam online marketing dapat berakibat pada kesulitan mengkolaborasikan pemasaran online dengan offline. Penyebabnya, kebiasanaan over learning di Internet—terlalu banyak belajar, ngenet tiada henti tapi bingung harus memulai dari mana.
Wajar, karena di ranah media online, semua dapat dan berhak menulis menurut kemampuan masing-masing. Contoh kasus, pernah seorang dosen justru belajar dan meng-copy tulisan di blog seorang mahasiswanya untuk bahan kuliah. Sang dosen tak menyadari yang di-copy itu pemikiran mahasiswanya, yang kebetulan menyimak kuliahnya.
Dari sisi lain, untuk mengembangkan diri guna meningkatkan daya saing, seorang pengusaha sering berburu informasi di media online. Ratusan media dan file .pdf didownload. Namun setelah dibaca, ia gamang—hendak mulai dari mana dan dengan bentuk apa, karena kualitas tulisan blog memang sangat beragam.
Untuk itu, sebagai pengusaha dan calon pengusaha, harus memahami bahwa ketika berburu informasi di Internet seputar marketing, harus memahami mana yang masuk kategori taktik dan mana yang strategi. Sehingga jangan sampai ketika ditanya bagaimana strategi marketing yang ia terapkan, dijawab dengan mantap: dengan membagikan ribuan brosur atau memposting ke Facebook setiap hari.
Memang masyarakat masih latah jika ditanya strategi marketing secara offline. Dijawabnya dengan membuat brosur dan membagikan di perempatan jalan. Strategi marketing begitu luas, sehingga upaya membagi brosur di perempatan setiap pagi termasuk taktik, bukan strategi—masih butuh upaya lain untuk mencapai kategori strategi.
Strategi Online Marketing
Untuk meningkatkan penjualan melalui media online, kita perlu maenyusun strategi marketing. Dimulai dari kumpulan ide, lalu perencanaan, eksekusi dan kemudian evaluasi. Orientasinya jangka panjang. Ide dan rencana bisa terinpirasi oleh faktor internal atau dari ekternal, misal pesaing atau rekan. Dalam perencanaan strategi yang sederhana, bisa tergambarkan segmen yang akan dituju, target dan positioningnya. Misal produk herbal berencana mengambil segmen pensiunan, maka positioningnya “Dengan herbal Visimaster usia boleh tua namun semangat tetap muda”.
Perlu diingat, positioning bukanlah strategi produk. Tetapi lebih condong pada strategi komunikasi, agar benak pelanggan terisi persepsi seperti yang diinginkan perusahaan. Sebagai pengusaha, Anda tidak perlu memahami konsep marketing demikian detil seperti dalam kuliah. Cukuplah memahami bahwa marketing ada sebaga ikhtiar agar hubungan antar-manusia—dalam hal ini antara penjual dan pembeli –tetap terjalin saling menguntungkan.
Lalu bagaimana mengimplementasikan perencanaan sederhana tadi di lapangan—misal melalui media, gaya bahasa dan cara distribusi informasinya? Ini masuk lingkup taktik. Misal, taktiknya membuat domain www.usiatuaceria.com yang berisi panduan menjaga kesehatan masa tua agar tetap sehat dan semangat beraktivitas, dan di setiap akhir tulisan ditawarkan produk solusinya dengan produk kita.
Taktik Online Marketing
Perbedaan nyata antara taktik dan strategi mungkin dalam buku-buku marketing uraiannya detil dan panjang. Namun karena ini dalam format pengusaha yang praktis, abaikan dahulu yang detil. Meminjam logika Karl Van Clausewits, strategi merupakan suatu seni menggunakan pertempuran untuk memenangkan suatu perang, sedangkan taktik adalah seni menggunakan tentara dalam sebuah pertempuran. Cukup jelas perbedaanya. Atau mungkin masih kurang dalam? Bisa mengunakan logika penulis: strategi itu soal “apa” yang dilakukan, sedangkan taktik itu soal “bagaimana” melakukannya.
Taktik adalah penerapan agar strategi online marketing dengan baik. Jadi, strategi itu untuk jangka panjang, sedang taktik untuk jangka pendek. Taktik menyentuh bagaimana penerapannya dan bagaimana mendekati target.Termasuk penggunaan Facebook atau social media lain, kita dapat mengamati apa yang dilakukan oleh pesaing atau rekan. Kenapa? Karena ini sudah masuk soal “bagaimana”, sehingga sebaiknya adalah yang terbaik dan ada unsur unik dibandingkan produk merk lain.
Aplikasi dalam Online Marketing
Konsep online marketing memang masih mengacu pada konsep marketing umumnya. Namun dari sisi aplikasi, perlu taktik yang berlapis-lapis. Tujuannya agar produk lebih dekat dengan pasar. Hal ini tergambarkan dalam contoh bahwa taktik yang diterapkan untuk menjangkau pasar di Facebook dapat dilakukan dengan menjaring prospek yang sebesar-besarnya di Facabook. Rata-rata perusahaan melakukan ini, karena ini mungkin menjadi bagian strategi marketing. Namun bagaimana penerapannya?
Nah, ini taktik yang bicara. Misal, untuk produk obat herbal, dengan menyusun blog-blog tentang artikel yang membahas beberapa penyakit. Misal, blog kesehatan jantung, blog kesehatan ginjal. Kemudian dalam blog diberikan badges dari Facebook agar pembaca blog dapat menjalin pertemanan di Facebook perusahaan herbal tersebut dengan mengklik, termasuk diskon khusus bagi member di Facebook.
Ini bisa menjali lapis pertama. Kemudian jika tiba-tiba pesaing meniru, kita ubah taktiknya tanpa harus mengubah strateginya. Taktik menggunakan lapis kedua. Misal, menggunakan e-book yang bisa di-download dengan header dan footer media .pdf-nya sudah ada logo perusahaan. Dalam rentang waktu tertentu, pesaing juga mengikuti. Maka kita gunakan taktik lapis tiga. Misal, dengan mengembangkan questioner dan lomba logo melalui Facebook, agar terjadi booming di beberapa komunitas online—setidaknya untuk membantu sosialisasi mereka.
Inilah gambaran perbedaan antara strategi dan taktik dalam online marketing. Seperti dicontohkan, pemanfaatan social media masuk lingkup perencanaan strategi. Sedangkan menggunakan Facebook, blog dan file download merupakan taktik. Sehingga jika suatu saat merasa penggunaan social media tidak berpengaruh pada peningkatan penjualan. Jangan menyalahkan strateginya. Karena bisa saja taktik yang digunakan kurang pas dan tidak sehebat yang dipakai pesaing. Karena itu, upaya menggunakan social media tetap dipertahankan, karena dari sisi strategi, tujuannya agar pengusaha bisa berkomunikasi langsung dengan pelanggan, tanpa harus tergantung pada agen dan reseller.
Gunakan taktik yang kreatif, dan tetap jaga strategi jangka panjangnya.
PengusahaMuslim.com didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia.
Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.
- SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
- DONASI hubungi: 087 882 888 727
- REKENING DONASI : BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID NETWORK