Trade Balance (Neraca Perdagangan) Indonesia
Tahukah anda bahwa era defisit dalam neraca perdagangan kita baru dimulai tahun 2012 yang lalu. Pada tahun 2012 defisit kita dengan dunia senilai USD 1,6 Milyar, meningkat di tahun 2013 menjadi USD 4 Milyar, dan diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Padahal sebelum 2012 Indonesia belum pernah dalam sejarahnya mengalami defisit dalam perdaganganya, artinya ekspor kita selalu lebih besar dari impor. Demikian pada era pemerintahan pasca reformasi, era orde baru, orde lama, hingga zaman penjajahan, ekspor kita selalu lebih besar dari impor. Bahkan bangsa kita sejak zaman kerajaan adalah bangsa pedagang yang tangguh. Sekarang kita adalh bangsa yang “rakus” dengan produk impor. Apapun diimpor, tengoklah diri kita mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, hampir pasti ada produk impor yang menempel di badan kita. Tengoklah barang-barang di rumah anda, hampir pasti juga, banyak produk yng berasal dari impor. Apapun sekarang kita impor, mulai dari baso, nugget, paha ayam, pakaian, sepatu, alat rumah tangga, hiasan rumah, produk kreatif dan sebagainya. Semua kita sudah sangat terbiasa dengan itu semua.
Bagaimana dengan ASEAN, ternyata kita juga defisit sudah sejak tahun 2005 yang lalu, artinya impor kita dari Asean lebih besar dari ekspornya. Tahun 2013 defisit kita sudah mencapai USD 13,4 milyar, jauh lebih besar dibanding defisit kita dengan dunia, pada tahun yang sama. Defisit terbesar adalah dengan Singapura, di tahun 2013 sebesar USD 8,9 Milyar, diikuti dengan Thailand USD 4,6 Milyar, dan Malaysia USD 2,6 Milyar. Bahkan dengan Brunei, Vietnam dan Laos pun kita deficit, yaitu berturut-turut senilai USD 522 juta, USD 321,7 juta dan USD 1,7 juta. Masih dapat disyukuri, Indonesia masih surplus dengan Kamboja, Myanmar dan Filipina. Terlampir tabel neraca perdagangan kita (dalam ribuan USD, sumber: www.trademap.org).
Pertanyaannya, apakah kita tidak punya produk yang baik untuk diekspor?. Tengoklah ke sekitar, banyak sekali produk buatan anak negeri sendiri yang bagus, bahkan lebih bagus dari buatan luar negeri, sangat layak untuk diekspor. Apakah produk kita tidak ada pembelinya di luar negeri ?, jawabannya juga tidak. Produk bordiran kita dari Tasikmalaya dan Bukittinggi lebih bagus dari buatan Vietnam. Produk peci haji, tasbih dan sajadah buatan Indonesia lebi bagus dari yang dibeli di tanah suci ketika kita pergi haji atau umroh. Produk berupa T-shirt dan barang kerajinan yang menjadi souvenir ketika orang pergi ke Dubai atau Australia tidak ada yang buatan Indonesia. Padahal tidak kalah dengan buatan Tiongkok. Lantas kenapa angka ekspornya masih rendah bahkan terus defisit, padahal poduknya ada, pembelinya juga insya Allah ada. Yang tidak ada (baca: masih sngat sedikit) adalah eksportirnya, yang mau mempromosikan dan memasarkan produk kita ke manca Negara. Ayo belajar ekspor…Barokallahufiikum..
Nursyamsu Mahyuddin (Ketua Umum KPMI)
PengusahaMuslim.com Didukung Oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia.
- SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
- DONASI hubungi: 087 882 888 727
- Donasi dapat disalurkan ke rekening: 4564807232 (BCA) / 7051601496 (Syariah Mandiri) / 1370006372474 (Mandiri). a.n. Hendri Syahrial