Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia

Fikih Pengusaha Muslim, Muamalah

Syubhat yang Membolehkan Bank Ribawi (Bagian 2): Sistem Perekonomian Tidak Akan Berjalan tanpa Sistem Perbankan Ribawi

رد على د.إبراهيم الناصر حول موقف الشريعة الإسلامية من

 المصارف

Bantahan terhadap Dr. Ibrahim an-Nāṣhir tentang Perspektif Syariat Islam terhadap Perbankan

(Bagian Dua)

ثانيًا: قال إبراهيم: “إن وظيفة الجهاز المصرفي في اقتصاد ما، تشبه إلى حد قريب وظيفة القلب بالنسبة لجسم الإنسان تمامًا… إلخ”. والجواب: ليس الأمر كما قال؛ بل يمكن أن يقوم الجهاز المصرفي بما ذكره الكاتب من غير حاجة إلى الربا، ولا ضرورة إليه، كما قام اقتصاد المسلمين في عصورهم الماضية، وفي عصرهم الأول الذهبي بأكمل اقتصاد وأطهره، من دون وجود بنوك ربوية -كما تقدم- وقد نصر الله بهم دينه، وأعلى بهم كلمته، وأدر عليهم من الأرزاق والغنى، وأخرج لهم من الأرض ما كفاهم وأغناهم، وأعانهم على جهاد عدوهم، وحماهم به من الحاجة إلى ما حرم الله عليهم.

Syubhat Kedua: Sistem Perbankan bagi Perekonomian adalah Seperti Jantung bagi Tubuh Manusia

Kedua: Ibrahim berkata, “Fungsi sistem perbankan dalam suatu perekonomian sangat mirip dengan fungsi jantung bagi tubuh manusia …” dan seterusnya. 

Jawabannya, bahwa faktanya tidak seperti yang dia katakan. Bahkan justru sebaliknya, bahwa sistem perbankan, sebagaimana kata penulis, bisa ada tanpa perlu riba dan bukan kedaruratan untuk menggunakan riba, sebagaimana perekonomian umat Islam yang ada di masa lalu dan di generasi emas mereka di masa awal Islam yang tegak dengan perekonomian yang sempurna dan bersih, tanpa butuh adanya bank ribawi—sebagaimana disebutkan sebelumnya—yang dengan wasilah mereka Allah Menolong agama-Nya, Meninggikan kalimat-Nya, Memberikan rezeki dan kekayaan, Mengeluarkan bagi mereka dari bumi sesuatu yang bisa memenuhi dan mencukupi mereka, Membantu mereka dalam jihad melawan musuh mereka, dan Menjaga mereka sehingga tidak butuh dengan sesuatu haram.

ومن درس تاريخ العالم الإسلامي من عهد النبي ﷺ إلى ما قبل إنشاء المصارف الربوية، علم ذلك يقينًا، وإنما يؤتى المسلمون وغيرهم في اقتصادهم ونزع البركات مما في أيديهم؛ بأسباب انحرافهم عن شريعة الله، وعدم قيامهم بما أوجب الله عليهم، وعدم سيرهم على المنهج الذي شرعه الله لهم فيما بينهم من المعاملات؛ وبذلك تنزل بهم العقوبات، وتحل بهم الكوارث بأسباب أعمالهم المخالفة لشرع الله.

Barang siapa yang mempelajari sejarah dunia Islam sejak zaman Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam sampai sebelum berdirinya bank-bank ribawi, niscaya dia akan mengetahui hal ini dengan yakin dan bahwa rusaknya perekonomian di tengah umat Islam dan umat lainnya serta diambilnya berkah dari apa yang mereka miliki disebabkan oleh penyimpangan mereka dari syariat Allah, kealpaan mereka dari menegakkan perintah-perintah Allah kepada mereka, dan ketidakpatuhan mereka terhadap metode yang disyariatkan oleh Allah bagi mereka dalam bertransaksi di tengah mereka. Karena itulah hukuman diturunkan dan bencana ditimpakan, yakni karena perbuatan mereka yang melanggar syariat Allah.

 كما قال : وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ [الشورى:30]، وقال : وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاء وَالأَرْضِ وَلَكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ [الأعراف:96]، وقال سبحانه: وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْكِتَابِ آمَنُواْ وَاتَّقَوْاْ لَكَفَّرْنَا عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلأدْخَلْنَاهُمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ ۝ وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُواْ التَّوْرَاةَ وَالإِنجِيلَ وَمَا أُنزِلَ إِلَيهِم مِّن رَّبِّهِمْ لأكَلُواْ مِن فَوْقِهِمْ وَمِن تَحْتِ أَرْجُلِهِم [المائدة:65، 66]، وقال تعالى: وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا ۝ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ [الطلاق:2-3]، وقال سبحانه: وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا [الطلاق:4].

Hal ini sebagaimana firman-Nya (yang artinya), 

“Dan musibah apa pun yang menimpa kalian, maka itu disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahan kalian).” (QS. Asy-Syura: 30) 

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan Melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami Siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf: 96) 

Allah juga Berfirman (yang artinya), “Dan sekiranya Ahli Kitab itu beriman dan bertakwa, niscaya Kami Hapus kesalahan-kesalahan mereka, dan mereka tentu Kami Masukkan ke dalam surga-surga yang penuh kenikmatan, dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (al-Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada sekelompok yang jujur dan taat, dan banyak di antara mereka yang sangat buruk apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Maidah: 66) 

Allah juga Berfirman (yang artinya), “Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Membukakan jalan keluar baginya, dan Dia Memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya, dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan Mencukupi (keperluan)nya.” (QS. At-Talaq: 2-3) 

Allah juga Berfirman (yang artinya), “Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan Menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya.” (QS. At-Talaq: 4)

Syaikh Bin Baz rahimahullah

Sumber artikel.
https://www.binbaz.org.sa/articles/205/رد-على-دابراهيم-الناصر-حول-موقف-الشريعة-الاسلامية-من-المصارف

PDF sumber artikel.

Video Belajar Iqro Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28