Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia

Nasehat, Rezeki

Pintu Rezeki dan Kunci Rezeki yang Paling Mudah dan Luas

Allah memberi rezeki kepada burung

Kesimpulan yang aku ingin kita semua mengambil pelajaran darinya: keimanan seorang hamba bahwa rezeki sudah ada yang menanggung, yaitu Allah ʿAzza wa Jalla Yang Mengaturnya.

Hal ini membuat seseorang merasa tenang dan menjadikan jiwanya tenteram, tanpa ada rasa takut atau dibayang-bayangi kekhawatiran. Ia merasa tenang dan lapang dada, karena ia mengetahui bahwa rezeki yang telah disediakan oleh Allah dan telah ditakdirkan-Nya Subẖānahu wa Taʿālā untuknya,  pasti akan datang kepadanya.

Demi Allah! Demi Allah, jika semua orang di muka bumi ini berusaha mencegah Anda dari satu suapan yang telah Allah ʿAzza wa Jalla Kehendaki untuk menjadi rezeki Anda dan telah ditulis untuk Anda, demi Allah, mereka tidak akan bisa mencegahnya.

Rezeki Anda akan mendatangi Anda, mereka mau atau tidak, Anda mau atau tidak.

Maka dari itu, seseorang harus tenang dan ayem pikirannya, sebagaimana dia harus bertawakal kepada Allah, bergantung kepada-Nya, dan menyerahkan urusannya kepada-Nya Subẖānahu wa Taʿālā.

Belumkah kita mendengar sabda Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam:

لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ

“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah

حَقَّ تَوَكُّلِهِ

dengan sebenar-benarnya tawakal,

لَرَزَقَكُمْ

sungguh, Allah akan Memberikan kalian rezeki

كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ

sebagaimana Dia Memberi rezeki kepada burung;

تَغْدُو خِمَاصاً – يَعْنِي جَائِعًا

ia pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar

وَتَرُوحُ بِطَانًا – يَعْنِي شَبِعًا – رَوَاهُ أَحْمَدُ

dan kembali pada sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad)

Perutnya sudah penuh.

Jadi, seorang hamba harus meyakini hal itu dan mengetahui bahwa segala urusan adalah dari Allah Subẖānahu wa Taʿālā dan kembali kepada-Nya.

وَفِى السَّمَاۤءِ رِزْقُكُمْ

“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezeki kalian

وَمَا تُوْعَدُوْنَ 

dan apa yang dijanjikan kepada kalian.” (QS. Adz-Dzariyat: 22)

Jadi, mintalah rezeki kepada Allah, dan bergantunglah kepada-Nya dalam mendapatkannya.

Jangan hanya mengandalkan diri Anda sendiri!

Jangan hanya bergantung kepada kemampuan Anda!

Jangan pula hati Anda berpaling kepada makhluk!

Namun, jadikan perhatian dan hati Anda bergantung kepada Allah Subẖānahu wa Taʿālā.

Ketahuilah bahwa itu adalah salah satu sebab terbesar untuk mendapatkan rezeki, jika Anda bertakwa kepada Allah.

Salah satu bentuk ketakwaan yang paling agung adalah bertawakal kepada Allah Subẖānahu wa Taʿālā.

Ini termasuk pintu terluas yang darinya rezeki mendatangi Anda.

وَمَنْ يَّتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَّهُ مَخْرَجًا 

“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan Memberi jalan keluar baginya…” (QS. At-Talaq: 2)

dan apa?

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ 

“…dan Memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. At-Talaq: 3)

Demi Allah, ini adalah pintu rezeki yang luas!

Orang-orang berpaling ke sana kemari mencari rezeki, tetapi kebanyakan mereka mungkin melupakan pintu yang agung dan sebab yang mudah ini dalam mendapatkan rezeki.

Bertakwalah kepada Allah, dan bergembiralah dengan rezeki dari-Nya yang akan datang kepada Anda dari arah yang tidak Anda sangka-sangka.

Jangan pikir bahwa Allah kesulitan melakukan sesuatu, karena Allah Maha Agung lagi Maha Kuasa, perbendaharaan-Nya penuh.

Apa yang Allah Subẖānahu wa Taʿālā Berikan sejak Menciptakan langit dan bumi, padahal semua yang ada di semesta ini, baik yang melata dan berjalan, makan dari rezeki Allah ʿAzza wa Jalla, tetapi semua itu tidak sedikit pun mengurangi perbendaharaan-Nya.

Perbendaharaan Allah penuh.

Bagaimana menurut Anda jika ada salah seorang raja dunia ini. Apabila dia berkata, dia realisasikan ucapannya, sementara dia kaya dan perbendaharaan negara ada di tangannya.

Raja itu berkata kepada Anda, “Tenang saja, semua “rezeki”, kebutuhan, dan gaji yang Anda perlukan saya yang menanggungnya, tidak perlu khawatir.”

Demi Allah, bagaimana Anda akan melewati pagi dan sore hari Anda?

Tidakkah Anda tenang dan bahagia? 

Bahkan jika ada sedikit keterlambatan dari “rezeki” yang akan diberikan kepada Anda ini—tentu “rezeki” di sini maksudnya pemberian (si raja tadi), adapun rezeki itu (sebenarnya) dari Allah Subẖānahu wa Taʿālā—maka Anda akan merasa tenang, tenteram dan ayem, karena Anda mengetahui bahwa raja yang berjanji kepada Anda ini mampu.

Lantas bagaimana dengan Zat Yang Maha Memberi Rezeki dan Maha Agung, yaitu Allah, Yang Maha Dermawan, Yang Maha Luas, Maha Besar, dan Maha Mampu Subẖānahu wa Taʿālā, Menjanjikan kepada Anda bahwa Anda akan diberi dan mendapatkan karunia yang telah Dia Tuliskan bagi Anda.

Maka tenanglah dan perbaguslah usaha Anda dalam mencarinya.

Apakah perkataan ini maksudnya bahwa seseorang kemudian bermalas-malasan, berdiam diri, dan tidak mencari rezeki?

Jawabannya: tentu tidak sama sekali!

Pelajaran dari perkataan ini bukan demikian.

Tidakkah Anda mendengar sabda Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam yang tadi,

لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ

“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah

حَقَّ تَوَكُّلِهِ

dengan sebenar-benarnya tawakal,

لَرَزَقَكُمْ

sungguh Allah akan Memberikan kalian rezeki

كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ

sebagaimana Dia Memberi rezeki kepada burung…”

Apa yang burung itu lakukan?

Duduk dan tidur saja?

Ataukah disebutkan, “…ia pergi pada pagi hari…”?

Jadi, tetap harus ada usaha!

Maksud dari perkataan ini bahwa usaha haruslah dibarengi dengan tawakal, yakin, bergantung, dan menyerahkan segalanya kepada Allah Subẖānahu wa Taʿālā.

Demikianlah seseorang mengumpulkan dua kebaikan sekaligus; yakni mengupayakan sebab yang diperintahkan syariat dan tawakal yang diperintahkan oleh Allah Subẖānahu wa Taʿālā.

***

Sumber: 
Ceramah Syaikh Shalih Sindi di video Nasehat Ulama Yufid.TV

Subscribe Yufid.TV

Video Belajar Iqro Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28