Saya pernah bekeja sebagai manajer di industri televisi kabel. Pada saat itu saya mendapat suply elektronik, pakaian, bonus, dsb yang tidak terbatas yang digunakan sebagai insentif sales dan goodwill. Memberikan barang-barang melalui kontes, pesta, dan penarikan. Dengan memberikan hadiah melalui kontes, pesta, dan penarikan bisa dilakukan setiap minggu, meski tidak setiap hari terjadi. Setelah mendapatkan insentif kampanye yang mahal, saya menerima ‘keluhan’ pajak atas bonus tunai dan warna jaket kulit seharga $200. Insentif ini telah menjadi patokan. Hiasan yang kami gunakan untuk memotiasi dan memberikan energi memiliki dampak jangka pendek pada sales dan perilaku. Hasilnya, pekerjaan jatuh pada manajemen yang secara konstan merancang insentif yang lebih besar dan lebih baik untuk “memotivasi” staf. Seperti yang dikatakan Janet Jackson – “apa yang sudah kamu lakukan untukku baru-baru ini?”
Tahun-tahun tersebut mengajarkanku tentang memotivasi karyawan. Banyak dari kita yang lebih memilih inspirasi – tim yang diarahkan pada diri yang bangga dengan pekerjaannya – tanpa trik yang berat. Berikut adalah lima tip untuk memotivasi karyawan:
1. Fokus pada interaksi non-kontigensi. Berinteraksi dengan orang-orang yang berada di level personal. Sebagai pemimpin, hubungan Anda dengan tim tidak hanya sebatas pada pekerjaan. Seperti yang dikatakan Madeleine Hunter, “Orang tidak peduli dengan seberapa banyak yang Anda ketahui, sampai mereka tahu seberapa besar Anda”. Anda tidak harus memberikan peluk dan cium setiap pagi, tapi Anda juga tidak bisa seperti Vice-President yang pernah membawahi saya. Dia tidak pernah meninggalkan kantornya atau berbicara dengan stafnya sepanjang hari. Ketika dia berusaha untuk memimpin, dampaknya sangat kecil karena kami tidak memiliki hubungan.
2. Mematahkan peraturan. Saya pernah bertanya pada salah seorang sales, apa yang bisa saya lakukan untuk menunjukkan saya menghargai kerja kerasnya. Dia minta makan siang di pacuan kuda. Dia janji akan mengajarkan bagaimana bertaruh jika saya mentraktirnya makan dan menyetir mobil. Apa yang saya lihat sebagai gangguan pada jadwal saya yang sibuk, berubah menjadi salah satu hari “kerja” terbaik yang pernah saya alami. Kami sangat menikmati, membicarakan masalah bisnis, dan membawa hubungan ke tahap selanjutnya.
3. Berpikir murah dan kustom. Pepatah lama mengatakan, “ide-idelah yang dipertimbangkan” adalah hal nyata dan ampuh. Kustomisasi atau menyusun penghargaan, hadiah, dsb agar sesuai dengan penerima sangat berarti dibandingkan nilai hadiah. Staf sales seperti di Tip #2 adalah seorang pria yang lebih tua dari saya yang tidak membutuhkan bonus uang, jam, atau hadiah berupa materi. Dia hanya menginginkan waktuku.
4. Bersikap tulus dan dekat. Studi menunjukkan bahwa diantara motivator karyawan paling top adalah dengan mengakui pekerjaannya yang diselesaikan dengan baik. Pengakuan dengan memberikan tiket nonton, kartu terima kasih, voucher hadiah tidak ada artinya jika digunakan sendiri. Berikan juga kedekatan dan penghargaan yang tulus dan Anda memiliki formula coaching kinerja yang efektif. Saya membiasakan untuk membawa freepass bioskop untuk dibagikan ke staff Generation Y. Mereka paham mengapa mereka medapatkannya dan menghargai ada seseorang yang menghargai upaya mereka.
5. Berbagi informasi dan power. Motivasi sejati adalah intrinsik. Anda tidak bisa memakasa seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai keinginannya. Setiap harinya tersingkir hanya karena mereka menolak kinerja- disamping minggu, bulan, dan tahun untuk berupaya “memotivasi” mereka. Orang menjadi memiliki motivasi diri ketika mereka merasa dihargai dan memiliki input dalam lingkungan kerja, tugas dan rencana.
***
Oleh: ALVIN S. ALBERT, M.B.A, J.D. seorang praktisi pengacara dengan dua puluh tahun pengalaman di bidang manajemen, training, dan konsultasi do beberapa perusahan besar seperti Cox Communications, Comcast Corp., ACCION USA, dan A.T.&T. Dia telah banyak memberikan workshop di bidang kepemimpinan, manajemen, resolusi konflik, dan ketrampilan komunikasi. Kliennya meliputi Home Depot Inc., Fred Pryor Seminars, U.S. Small Business Administration, dan Monster.com. Albert juga menjadi sebagai profesor tambahan di Clayton College dan State University, Chattahoochee Technical College, dan The University of Phoenix.
Sumber: www.articlebase.com
Diterjemahkan oleh: Iin – Tim Pengusahamuslim.com
Artikel: www.pengusahamuslim.com