Ada dua hal dimana tidak satupun bisnis bisa berjalan dan tumbuh atau bahkan bertahan. Tanpa adanya karyawan dan konsumen, secara inti tidak ada bisnis dan pemilik ada dimedan pertempuran yang konstan untuk mempertahankan keduanya. Sayangnya banyak pengusaha yang tidak melihat ini sebagai kebutuhan yang penting dan membuat kesalahan umum yang menyebabkan mereka kehilangan keduanya .
Turn over karyawan bukanlah hal baru dan tidak ada bisnis yang memiliki nilai ketahanan 100 persen. Antara pensiun, karyawan melakukan mogok atau memenangkan lotere sehingga mereka tidak ingin lagi bekerja adalah beberapa alasan orang meninggalkan pekerjaan atau mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Tidak banyak yang bisa dilakukan pengusaha untuk mencegah turn over seperti ini, tapi karyawan masih harus digantikan. Inilah yang dianggap beberapa pengusaha sebagai turn over yang baik, saat keputusan buruk untuk merekrut orang dibuat dan karyawan memiliki perilaku negatif yang mempengaruhi moral dan produktivitas yang lainnya.
Biaya turn over karyawan bisa jadi sangat tinggi, dengan mempertimbangkan banyaknya pekerja berpengalaman yang memasang harga antara $2,000 dan $3,000 untuk mencari dan melatih penambahan karyawan baru. Ini hanya meletakkan mereka pada pekerjaan, melatih dan siap kerja dan tidak mempertimbangkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk membuat mereka cukup produktif sebagai aset.
Sejumlah survey ketenagakerjaan menunjukkan ketika uang menjadi penting bagi sebagian karyawan agar mereka tetap happy, produktif, dan bekerja dengan baik. Salah satu keluhan yang paling umum diutarakan karyawan adalah kurangnya pelatihan agar mereka bisa memenuhi pekerjaannya seperti harapan bos. Karena merasa tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan baik , membuat mereka mencari peluang lain.
Merasa dihargai atas pekerjaan yang dilakukan adalah hal penting diantara karyawan dan ketika mereka melakukan dengan baik atas bayaran yang mereka terima, hanya ingin tahu apakah bos tahu mereka ada dan mengerjakan tugasnya. Banyak bos yang berterima kasih pada karyawannya jika mereka berprestasi, mengatakan mereka dibayar untuk bekerja setiap hari melakukan pekerjaannya. Karyawan setuju dengan hal tersebut, memang sudah menjadi tanggung jawabnya tapi tidak ada insentif untuk melakukan pekerjaan ekstra. Insentif bisa berupa piagam penghargaan atau sertifikat kehadiran.
Pelanggan adalah masalah lain dalam perusahaan dimana pengusaha gagal mengetahui pentingnya membuat mereka happy. Sudah banyak studi yang menunjukkan bahwa jika seorang pelanggan senang dengan perusahaan, dia akan mengatakkannya pada tiga atau empat temannya . Namun, jika komplain tidak diselesaikan mereka akan mengatakan pada banyak orang atau seperti iklan dari mulut ke mulut yang bisa saja membantu atau menjatuhkan usaha .
Pelanggan tidak selalu benar, tapi pemilik perlu membuat mereka berpikir bahwa mereka ada dan merasa cukup penting untuk meluangkan waktu mendapatkan penjelasan mengapa mereka disarankan untuk tidak menolak .
Oleh: Nick Angeli
Sumber: http://www.leadershiparticles.net
Diterjemahkan oleh: Iin – Tim Pengusaha Muslim.com