Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia

Artikel, Sumber Daya Manusia

Mengembangkan Usaha Melalui Pergeseran Dari Pengusaha Ke Pemimpin

Anda energik. Anda fokus. Anda memulai dengan ide-ide brilian yang anda yakini dapat membawa anda meraih kesuksesan. Bukan hanya anda yang menganggap konsep bisnis anda bagus. Hampir setiap orang yang anda ajak bicara menyatakan dukungannya. Dengan bangga anda menyebut diri anda seorang pengusaha.

Anda tahu keadaan luar-dalam perusahaan karena anda sendiri yang menanganinya di setiap keputusan dan langkah mulai awal hingga pelaksanaan. Anda telah menjadi bagian dari bisnis!

Tapi tunggu! Apa yang terjadi? Mendadak anda memiliki lebih banyak bisnis daripada yang bisa anda tangani sendiri. Anda harus membawa orang -orang , sistem, dan proses yang semuanya baru. Membuat pergeseran tersebut harus dilakukan dengan hati-hati.

Fenomena pertumbuhan ini adalah tantangan yang biasa dihadapi para pengusaha. Kami telah melihat proses ini berkali-kali. Ketika usaha mulai tumbuh, dan keesokan harinya saat bangun tidur, si pengusaha memutuskan menutup usahanya. Lebih dari satu dekade, saya telah memperhatikan bahwa kebanyakan kegagalan bisnis dikarenakan mereka bangkrut, namun lebih sering dikarenakan pemilik memutuskan bahwa usaha yang mereka lakukan untuk berbisnis tidak memberikan hasil yang sepadan. Ketika hal ini terjadi, credo berikut benar adanya: Belajar bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras. Pertama, berikut tipikal siklusnya: Usaha berkembang dan pemilik menariknya kembali karena dia menghadapi lebih banyak keputusan. Lebih banyak keputusan berarti lebih banyak ketakutan dan ketidakmampuan membuat keputusan berarti kurang dialog karena orang akan tutup mulut ketika mereka takut. Dialog yang melemah berarti usaha menjadi kurang visible dan kurang dikenal pasar. Semakin berkurangnya bisnis dan prinsip-prinsipnya ditunjukkan, semakin besar kekhawatiran pengusaha, karena dia merasakan kemerosotan yang tajam. Orang akan mulai bertanya-tanya, “Apa yang terjadi pada John? Apakah dia masih eksis atau bisnisnya ambruk?” Jika skenario ini kedengarannya familiar, anda mungkin bertanya “Apa yang harus saya lakukan sekarang?” Jawaban singkat dari pertanyaan ini: Geser pemikiran anda dari pengusaha menjadi pemimpin! Mungkin anda memulai sebagai pengusaha. Untuk menjalankan dan mengembangkannya, namun anda harus menjadi pemimpin dari perusahaan anda…tidak hanya dalam kata-kata tapi dalam tindakan. Ambil tanggung-jawab untuk memutuskan apa yang anda inginkan dalam bisnis, dan segera mengambil langkah yang diperlukan untuk merealisasikannya! Ikuti kelima prinsip berikut, dan tindakan anda akan berarti banyak hal.

1) Daya tahan: Pertama, kenali ancaman yang lemah didalam kepemimpinan anda dan/atau perusahaan. Kenali titik kelemahan dalam pondasi anda. Kedua, sampaikan kepada tim, Direksi, atau mentor bagaimana anda melakukan pembenahan. Lakukan dengan spesifik. Orang menghargai kejujuran karena menciptakan level ladang bermain dimana mereka tahu siapa yang berada dalam posisi apa – strategi apa dalam permainan.

2) 50/50 Likeability: Dengan adanya bisnis baru, maka mudah untuk jatuh dalam perangkap melakukan apapun untuk menarik bisnis yang lebih besar, menjadi apapun bagi orang yang anda temui. Anda ingin membuat orang lain senang, terlepas apakah permintaan mereka sesuai dengan prinsip bisnis, nilai inti atau misi anda. Lebih baik, bekerja untuk menciptakan gaya kepemimpinan yang menjadi kebutuhan bagi orang lain: mereka akan menyukai atau membenci anda, dan itu tidak masalah. Seperti Apple vs. Microsoft . Masing-masing memiliki fungsi dan market yang unik. Biarkan pelanggan, klien, tim – mendapatkan pengalaman reaksi emosional pada bisnis anda. Mereka akan mengingat anda dan kembali lagi karena mereka tahu apa yang anda pertahankan. Saat anda mengembangkan 50/50 Likeability, anda akan menarik orang yang benar-benar sesuai untuk bisnis anda, dan jika memang demikian, anda akan melakukan pekerjaan terbaik, dan hasilnya pelanggan yang bahagia.

3) Temukan emas di balik feedback yang pahit: Seberapa sering anda mendapatkan feedback negatif terkait dengan bisnis anda? Apakah feedback negatif tersebut dari e-mail atau kata-kata yang dilontarkan oleh seseorang dalam tim atau konsumen, lihat dengan baik. Mungkin seperti dibesar-besarkan, namun disanalah letak kebenarannya. Pertama, sadari ini hanyalah feedback; anda memiliki pilihan apa yang anda lakukan terhadapnya. Sebagai permulaan: Jangan menganggap feedback sebagai hal yang pribadi. Mundur dari feedback, dinginkan issu, hadapi, dan gunakan untuk membantu anda tumbuh sebagai seorang pemimpin. Jika seseorang memiliki reaksi negatif pada bisnis anda, lihat dari dekat apa yang telah anda lakukan terhadap masalah tersebut. Kesempatan adalah hal yang sangat baik, dimana feedback ini akan membuka peluang usaha selanjutnya. Terakhir dan yang penting, berterima kasih pada orang yag telah memberikan pandangan! Rubah perspektif anda dan sadari bahwa mereka telah memberikan perspekti yang segar untuk menguji bisnis dan gaya anda selaku pemimpin.

4) Delegasi: Kebanyakan pengusaha menghabiskan banyak waktu untuk otonomi total. Saya sangat menyarankan tiga langkah sederhana proses pendelegasian:

a) Menyatakan harapan anda dengan jelas, tapi jangan terpaku pada visi hasil yang sanat tepat. Berikan ruang pada orang lain untuk membawa energinya ke dalam proses sehingga hasilnya lebih kuat.

b) Komunikasikan proses yang ingin anda lihat. Spesifik menyatakan siapa, apa, kapan, mengapa, dan bagaimana tugas yang anda delegasikan. Orang menghargai dan merespon batasan dengan baik, jadi jangan takut menyelaskannya secara detil.

c)Memberikan feedback dan membuat penyesuaian. Berinteraksi dengan tim dan karyawan saat anda menyelesaikan tugas. Biarkan mereka tahu apa yang sudah mereka kerjakan dengan baik dan peningkatan apa yang ingin anda lihat, dan yang terpenting, ijinkan karyawan yang mengalami kegagalan. Jika anda khawatir mendelegasikan, karena anda takut orang tersebut akan gagal, kesempatan adalah hal yang baik bagi tim dan bisnis anda untuk berkembang. Sinergi yang dihasilkan dari pendelegasian harus lebih besar daripada anda. Biarkan orang lain melebihi ekspektasi anda.

5) Ketangkasan: pikirkan diri dan bisnis anda. Belajar untuk luwes…bukan patah. Anda dapat tumbuh di berbagai arah jika anda memiliki keberanian untuk bergerak diluar zona aman. Anda akan menginspirasi tim untuk melakukannya, bersamaan dengan anda! Dan semakin sering anda bersedia menemukan hal baru dan berbeda di dalam kehidupan sehari-hari – apakah teknologi, informasi atau hal sederhana akan memperkaya ketrampilan tim – semakin tangkas anda berkembang. Prinsip ini dapat digunakan alat dalam evolusi dari pengusaha menjadi pemimpin. Saat pergeseran itu terjadi, pertahankan! Perusahaan akan mengalami perjalanan yang menakjubkan dari sukses menjadi signifikan!

Oleh: Bea Fields dan Corey Blake.

Sumber : http://www.leadershiparticles.net

Diterjemahkan oleh: Iin (tim pengusahamuslim.com)

Video Belajar Iqro Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28