Saat mengulas tentang Noom Walk beberapa waktu lalu, saya hendak mengajak pembaca budiman mengenal aplikasi yang bisa mendorong kita mengayunkan langkah kaki ini. Kali ini, saya mencoba memprovokasi Anda untuk maju ke level selanjutnya; LARI! Tujuannya masih sama, yakni supaya kita sehat dan bugar sehingga terus fit dalam berbisnis maupun bekerja. Mau? Coba lari terus ke dalam.
Aplikasi yang saya ulas sebelumnya, Noom Walk, memang sangat cocok disebut sebagai pedometer karena sebanyak apapun Anda melangkahkan kaki, aplikasi ini akan menghitungnya. Memang belum sempurna, tapi cukup lumayan untuk sebuah aplikasi gratisan dengan user interface yang sederhana nan efektif. Saat dipakai untuk jogging atau lari, sebenarnya Noom Walk pun mampu menghitung langkah kaki kita. Namun sayang, Noom Walk tidak menyediakan fitur yang memungkinkan penggunanya untuk mengetahui kecepatan dan jarak tempuh larinya.
Di area kosong inilah mungkin Runtastic Pedometer bisa menggantikannya. Sama seperti Noom Walk, Runtastic juga bisa menghitung jumlah langkah kaki kita. Tapi tentu saja, sesuai dengan namanya, Runtastic menawarkan beberapa fitur lain yang tidak kita jumpai di Noom Walk. Misalnya saja; Distance, Average Space, dan Average Speed. Tiga fitur yang saya sebut ini, tidak berlebihan kalau kita sebut sebagai sebuah “keajaiban sederhana”. Betapa tidak, mungkin kita hampir tidak pernah membayangkan sebelumnya kalau telepon seluler yang kita gunakan saat ini ternyata juga bisa dipakai untuk melihat kecepatan lari kita. Ini handphone atau speedometer? Dua-duanya kali ya.
Workout & Session
Di Runtastic, istilah “workout” digunakan untuk menandakan sesi-sesi olahraga yang kita lakukan. Misalnya saja, dalam satu hari yang sama, tidak tertutup kemungkinan seorang pengguna melakukan jogging di dua waktu yang berbeda, pagi dan siang hari. Untuk kondisi seperti ini, pengguna ini berarti akan mengaktifkan dua workout sekaligus. Di Noom Walk, istilah “Workout” sama sekali tidak disediakan karena aplikasi yang dibuat di New York ini sepertinya hanya fokus menghitung jumlah langkah kaki kita dalam hitungan hari, minggu, dan seumur penggunaan aplikasi tersebut.
Lari lalu lihat datanya
Melalui fitur Distance, pengguna bisa mengetahui jarak tempuhnya dalam sekali “Workout”. Menggunakan contoh di atas, pengguna yang mengaktifkan workout di waktu jogging pagi bisa melihat jarak tempuh yang berhasil ia gapai, dimulai sejak Runtastic diaktifkan hingga Runtastic dihentikan. Sebagai contoh, mungkin lebih baik bila saya sajikan salah satu data workout saya saat menggunakan aplikasi yang juga tersedia dalam versi Pro ini. Pada tanggal 25 Oktober 2013 kemarin, saya menggunakan Runtastic untuk memantau jogging pagi yang saya lakukan di lapangan bulu tangkis di samping Kantor Urusan Agama Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Saya jogging dengan cara berlari berputar mengelilingi lapangan ini selama 18 menit 27 detik (juga berdasarkan hasil perhitungan Runtastic). Hasilnya, Runtastic memberitahu saya bahwa saya telah berlari sejauh (Distance) 0.54 Km dengan kecepatan rata-rata (average speed) 1.7 kph (kilo per hour). Satu hal lagi yang membuat saya terkesan adalah adanya data average pace. Melalui average pace, kita bisa memprediksi waktu tempuh kita untuk mencapai satu kilometer pertama bila kita menempuhnya dengan kecepatan lari pada saat workout tersebut dilakukan. Untuk kasus saya, Runtastic memprediksi bahwa saya akan mampu menempuh satu kilometer pertama dalam waktu 34 menit 17 detik. What an app!
Dan seperti biasa, data hasil jogging di atas bisa dipublikasikan ke berbagai media sosial favorit Anda seperti twitter, facebook, maupun Google Plus. Tujuannya bisa banyak, tapi salah satu yang positif adalah untuk menginspirasi teman-teman Anda di media sosial tadi untuk ikut berlari dan menggunakan Runtastic juga. Selain di tiga media sosial di atas, sebenarnya Runtastic juga menyediakan wadah bagi penggunanya yang hobi berbagi di situs resminya, runtastic.com, namun hal ini bukanlah sesuatu yang bersifat wajib. Bagi Anda yang sudah tidak sabar jogging dengan Runtastic, Anda bisa mengunduh aplikasi dengan nuansa warna ungu ini di Google Play Store sekarang juga. Gratis kok.
Jogging di era pra-Android dan post-Android
Setelah asyik berlari dan menikmati data ini, saya terkadang menggeleng-gelengkan kepala sendiri. Sungguh Maha Besar Allah dengan segala nikmatNya. Dahulu, sewaktu ponsel belum dilengkapi dengan seabreg sensor (GPS, gyroscope, dll), manusia awam seperti kita tahunya jogging itu ya lari atau cuma sekedar cari keringat. Tapi sekarang, sehabis lari kita tidak hanya bisa menikmati asinnya keringat, tapi juga sedapnya data hasil olah fisik kita. Bagi Anda para pengusaha muslim di manapun berada, memprovokasi Anda untuk berlari mungkin tidak akan berpengaruh secara langsung pada peningkatan omset usaha Anda. Tapi saya yakin, setidaknya saya sudah memberi tahu bahwa ponsel yang ada dalam genggaman Anda sekarang ternyata masih memiliki manfaat selain untuk SMS-SMSan atau telpon-telponan doang. Selamat berlari. Semoga bermanfaat. Untung didapat, penyakitnya disikat.