Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia

Artikel, Umum

(Masih) Pelajaran Dari Perang Badar

mencari hikmah

Renungan Ramadhan Hari ke-19

(Masih) Pelajaran Dari Perang Badar

Masih ada bebrapa pelajaran lagi yang dapat kita petik dari peristiwa perang badar, di antaranya:

Ketiga: Unsur Keimanan lebih kuat dari pada sekedar perjanjian

Saat terjadi perjanjian Aqabah antara Rasulullah dengan pendatang dari Madinah, Rasulullah hanya mengampil perjanjian dari mereka untuk melindungi Beliau dari segala gangguan kalau Beliau pindah ke Madinah. Tidak disebutkan dalam perjanjian Aqabah, bahwa penduduk Madinah (Anshor) harus siap berperang walaupun di luar kota Madinah untuk membela Rasulullah. Dalam isi perjanjian, hanya melindungi Rasulullah di dalam kota Madinah.

Adapun sekarang, perang tak terduga sudah akan terjadi di depan mata, yaitu di daerah Badar. Rasulullah tidak bisa menuntut kaum Anshor untuk berperang, karena rencana pertamanya hanyalah untuk merebut perniagaan Quraiys.

Ketika Rasulullah bermusyawarah dengan para sahabatnya, para pemuka Muhajirin (dari Mekkah), di antaranya Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Miqdad bin Amr, semua mendukung untuk ikut berperang bersama Rasulullah. Namun, belum nampak wajah gembira dari Rasulullah ketika mendengar jawaban mereka.

Ternyata, Sa’ad bin Mu’az, pemimpin Anshor paham akan keinginan Rasulullah. Ia berkata, “sepertinya Engkau sedang menunggu jawaban dari kami wahai Rasulullah?”. Rasul menjawab, “Benar”. Maka Sa’ad bin Mu’az mengatakan, “Kami sudah beriman padamu, kami percaya bahwa ajaranmua adalah benar, kami juga sudah berjanji untuk Taat padamu. Silahkan Eangkau berangkat ke mana saja wahai Rasulullah, maka kami akan ikut. Walaupun Engkau masuk dalam laut pun, kami akan ikut bersamamu.

Barulah terlihat rasa gembira dari wajah Rasulullah mendengar jawaban pemuka kaum Anshor. Ternyata pembelaan mereka pada Rasulullah adalah didasari dengan Iman, bukan hanya sekedar menunaikan isi perjanjian

Keempat: Jangan membesarkan kekuatan musuh sehingga bisa menimbulkan rasa takut dan gentar.

Di peristiwa perang Badar, Allah Ta’ala menurunkan firmanNYa:

إِذْ يُرِيكَهُمُ اللَّهُ فِي مَنَامِكَ قَلِيلًا وَلَوْ أَرَاكَهُمْ كَثِيرًا لَفَشِلْتُمْ وَلَتَنَازَعْتُمْ فِي الْأَمْرِ

Maknanya: Allah menampakkan dalam mimpimu (hai Muhammad) bahwa jumlah mereka sedikit. Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kamu berjumlah banyak, tentu saja kamu menjadi gentar dan tentu saja kamu akan berselisih pendapat apakah akan perang atau mundur. (QS. Al Anfal: 43)

Dalam Ayat lain juga disebutkan:

وَإِذْ يُرِيكُمُوهُمْ إِذِ الْتَقَيْتُمْ فِي أَعْيُنِكُمْ قَلِيلًا وَيُقَلِّلُكُمْ فِي أَعْيُنِهِمْ

Maknanya: Allah menampakkan mereka kepada kamu sekalian ketika kamu berhadapan dengan mereka, bahwa jumlah mereka sedikit menurut pandangan kalian. Dan kamu ditampakkan-Nya berjumlah sedikit pada penglihatan mata mereka. (QS. Al Anfal: 44)

Jadi, walaupun pada kenyataannya, bahwa jumlah pasukan Quraisy saat itu sekitar 1300 orang. Namun, saat sudah berhadapan dengan kaum muslimin, Allah Ta’ala memperlihatkan mereka berjumlah sedikit.

Ibnu Mas’ud yang ikut dalam kancah perang Badar, bertanya pada temannya ketika sedang berhadapan untuk memulai perang, “Kira-kira jumlah mereka hanya 70 orang ya?” temannya menjawab, “Bukan, mereka 100 orang.”

Seperti inilah seharusnya sikap kita. Bukannya malah menyebarkan isu yang akan menggetarkan hati kaum muslimin. Mungkin anda pernah menerima SMS atau BBM tentang aktivitas militer yang dilakukan oleh kelompok Syiah, katanya mereka dilatih khusus oleh oknum militer??

Menurut pendapat saya, pesan seperti ini tidak boleh disebarkan. Karena malah menimbulkan keresahan dalam masyaratkat muslim. Beda halnya bila kita mengetahuinya dengan tujuan siasat perang, maka tidak mengapa agar ada persiapan yang matang dari pihak kaum muslimin. Sedangkan hanya sekedar menyebarkan sebagai informasi, maka apalah gunanya??

Oleh karena itu, berita isu yang menyangkut orang banyak, seharusnya diperhatikan lebih dalam lagi sebelum disebarkan. Karena itu menyangkut kemaslahatan umat Islam.

Penulis: Ustadz Muhammad Yassir, Lc (Dosen STDI Imam Syafi’i Jember)

PengusahaMuslim.com didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia.

  • SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
  • DONASI hubungi: 087 882 888 727
  • Donasi dapat disalurkan ke rekening: 4564807232 (BCA) / 7051601496 (Syariah Mandiri) / 1370006372474 (Mandiri). a.n. Hendri Syahrial

Video Belajar Iqro Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28