Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia

Artikel, Entrepreneurship, Teknologi Informasi

The Future Is Open (bagian 1)

Jonathan Rosenberg, salah satu wakil presiden Google, berargumen bahwa di masa mendatang nanti, perusahaan atau produk yang berani “terbuka” akan memenangkan persaingan. Jonathan memberikan contoh-contoh sukses di lapangan seperti Android, Youtube, Chrome, atau Yelp sebagai perusahaan atau produk yang bisa tumbuh dan berkembang berkat kontribusi penggunanya. Tapi, bagaimana dengan perusahaan Anda? Siapkah Anda untuk mengimplementasikan ide dari Jonathan ini?

The Future is Open

Dalam artikel berjudul “The Future is Open” yang terbit di majalah tiga bulanan Think Quarterly ini, Jonathan Rosenberg, Senior Vice President of Product Management di Google berpendapat bahwa masa depan akan dimenangkan oleh perusahaan yang berani membuka “dirinya” atau produknya. Jonathan mencontohkan praktik-praktik sukses yang dilakukan oleh beberapa perusahaan setelah menerapkan prinsip keterbukaan. Google sendiri pun termasuk di dalamnya. Beberapa produk milik Google yang saat ini menjadi pemimpin di kelasnya merupakan hasil dari pengejawantahan prinsip tersebut. Tidak percaya? 

Youtube adalah situs video nomor satu di dunia. Dari miliaran orang yang tahu dan pernah memakai internet, sebagian besar diantaranya sepertinya akan langsung kenal juga dengan Youtube. Ada yang mengunjungi Youtube karena hendak melihat kucing yang lucu, tapi ada pula yang ke sana karena hendak belajar. Apapun tujuannya, sebagian besar konten di Youtube merupakan hasil kreasi anggotanya sendiri yang bisa jadi hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga, guru, atau bahkan polisi yang masih kena tugas jaga. Memang ada video produksi para kameramen profesional, tapi tidak sebanyak orang awam. 

Begitu pula dengan Chrome, browser besutan Google yang dilepas ke publik beserta kodenya. Saat dilepas ke publik, Chrome hanyalah sebuah bayi yang tidak menakutkan. Tapi sekarang, di usianya yang belum genap mencapai 10 tahun, Chrome adalah penantang serius browser-browser “tua” macam Internet Explorer, Safari, atau bahkan Firefox. Kalau Anda ingin tahu pengguna internet yang sudah beralih dari browser lama ke Chrome maka Anda sebenarnya sedang membaca artikelnya sekarang. Apakah ini sebuah kejutan? Entahlah ..

Masih ada lagi? Tentu! Android adalah contoh nyata sekaligus bukti bahwa terkadang platform open source merupakan sesuatu yang tidak hanya bisa mengancam tetapi juga mengalahkan. Masih tidak percaya? Dahulu Blackberry dan iPhone merajai pasar smartphone di seluruh dunia, tapi sampai saat tulisan ini dibuat, Androidlah rajanya. Dan jangan lupa, Android melakukannya saat usianya baru empat tahun berjalan. “Masih bayi,” kata orang Indonesia. Android mampu menyelesaikan apa yang harusnya bisa dilakukan oleh Linux terhadap Windows sejak puluhan tahun yang lalu. Hmmm ….. robot mungkin lebih cocok untuk mewakili produk digital ketimbang penguin. Mungkin saja.

Di luar Google, masih banyak lagi contoh perusahaan yang mampu menerjemahkan prinsip Open dengan benar dan berhasil. Yelp merupakan situs tempat semua orang bisa berkomentar tentang produk atau toko, baik online maupun offline. Sejak lahir, Yelp membebaskan semua orang untuk “menjadi pakar” dengan cara mengisi kolom komentar yang ada di situsnya. Apple melenggang kangkung bersama App Store miliknya setelah membebaskan para developer untuk berkreasi menggunakan iPhone SDK (software development kit) yang bisa diunduh secara bebas dari situsnya. Hasilnya adalah ratusan ribu aplikasi (baca: app) yang diperkirakan masih akan terus membesar jumlahnya seiring dengan meledaknya pengguna iPhone dan iPad di seluruh dunia, khususnya di China. Beberapa persen di antara aplikasi itu memang berbayar tapi selebihnya gratis dan bisa diunduh tanpa harus menggesek kartu kredit. Well, itu kabar bagus buat Anda yang memegang iPhone.

Kabar baik lainnya bagi Apple, Inc. adalah bahwa developer yang menerbitkan aplikasi di ekosistem miliknya ternyata berasal dari negara yang beragam, jadi tidak didominasi oleh satu atau dua negara tertentu saja. Hal ini tentunya akan meningkatkan penetrasi penggunaan produk-produk Apple lainnya di negara-negara terkait mengingat untuk mengembangkan aplikasi bagi iPhone, iPad, dan iPod Touch, pengguna harus menggunakan laptop atau komputer yang berjalan di atas platform Mac OS, bukan yang lain. Dalam dunia ekonomi, orang menyebutnya dengan nama “tricke down of effect”. Mudah-mudahan saya tidak salah. Kalau iya, tolong diperbaiki.

Menerapkan Open untuk perusahaan Anda

Tapi bagaimanakah dengan Anda atau perusahaan Anda? Bagaimana cara Anda untuk meraih sukses dengan prinsip keterbukaan ala Google, Yelp, atau Apple ini? Apakah Anda harus buka-bukaan total ataukah ada petunjuk-petunjuk lainnya? Tahan nafas Anda sejenak, jawaban untuk ini akan saya “hidangkan” di tulisan selanjutnya. Sabar yakkk …

 

Video Belajar Iqro Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28