Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia

Artikel, Entrepreneurship, Pemasaran, Produksi

Sepuluh Kesalahan Pengusaha

Sulit untuk menghindari kesalahan tertentu, terlebih saat Anda pertama kali menghadapi situasi yang demikian. Faktanya, banyak kesalahan berikut sulit dihindari bahkan dengan orang yang berpengalaman sekalipun. Tentu saja ini bukan satu-satunya kesalahan yang hanya dibuat oleh CEO, tapi kesalahan ini umum terjadi. Lakukan penilaian diri dari daftar berikut: beri nilai sepuluh poin untuk setiap kesalahan pengusaha yang Anda buat. Kurangi lima poin jika Anda nyaris menghindarinya. Skor Anda, tentu saja rahasia, tapi minta bantuan. Dengan cepat!

1. Sindrom pelanggan besar

Jika lebih dari 50 persen pendapatan Anda berasal dari pelanggan yang mati-matian Anda dapatkan. Sementara bekerja sama dengan sebagian kecil pelanggan besar akan lebih mudah dan menguntungkan, Anda bisa menjadi rapuh saat salah satu dari mereka memberikan menerkam alur kas Anda. Anda cenderung membuat keputusan yang ceroboh untuk mempertahankan bisnis. Anda membuat investasi yang khusus untuk menangani persyaratan khusus. Dan Anda disibukkan melayani satu pelanggan besar sehingga Anda gagal mengembangkan penambahan pelanggan dan alur pendapatan. Dan kemudian, karena satu dan lain hal, pelanggan tersebut pergi dan bisnis Anda kolaps.

Gunakan akun yang berkembang dengan baik sebagai kesuksesan dan tanda bahaya. Selalu temukan bisnis baru. Dan mencari sumber pendapatan yang berbeda.

2. Menciptakan produk dalam kevakuman

Anda dan tim memiliki ide yang hebat. Ide yang brilian. Anda menghabiskan berbulan-bulan, bahkan tahunan, menerapkan ide tersebut. Dan ketika Anda membawanya ke pasar, tidak seorangpun yang tertarik. Sayangnya, Anda sudah terlanjur jatuh cinta dengan ide Anda sehingga Anda tidak pernah meluangkan waktu untuk mencari tahu apakah orang bersedia mengeluarkan uang untuk itu. Anda membuat jebakan klasik yang lebih baik.

Jangan melakukan pencarian produk untuk pasar. Lakukan “riset pasar” terlebih dahulu. Uji ide Anda terlebih dahulu. Bertukar pikiran dengan pelanggan potensial, setidaknya dengan 12 orang. Temukan mengapa orang ingin membelinya. Lakukan ini terlebih dahulu sebelum yang lainnya. Tapi lebih baik, menjual produk dengan harga pre-release. Cari tahu terlebih dahulu. Jika Anda tidak mendapatkan tanggapan yang baik, lanjutkan ke ide berikutnya.

3. Kemitraan

Seumpana Anda adalah salesman yang paling hebat, tapi Anda membutuhkan seseorang untuk menjalankan aktivitas di kantor. Atau Anda seorang yang ahli di bidang teknik, tapi Anda membutuhkan seseorang untuk mendapatkan pelanggan. Atau mungkin Anda dan teman memulai usaha bersama. Di masing-masing kasus, Anda dan rekan baru membaginya 50/50. Sepertinya pembagian yang baik dan adil, tapi saat minat personal dan profesional berbeda, maka ini adalah awal dari bencana. Kekuatan veto kedua belah pihak bisa mematikan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan Anda, dan tidak mempunyai suara yang cukup untuk merubah situasi. Hampir sama buruknya adalah kepemilikan yang dibagi rata dengan kemitraan dalam jumlah besar, atau yang lebih buruk, dengan teman-teman. Setiap orang memiliki suara dan keputusan yang sama yang dibuat oleh konsensus. Atau, yang masih lebih buruk, dengan suara bulat. Tidak seorangpun yang memutuskan, setiap keputusan kecil menjadi perdebatan, dan segala sesuatunya menurun dengan cepat.

Untuk menguraikannya menurut Harry Truman, uang harus berhenti di suatu tempat. Seseorang harus bertanggung jawab. Jadikan orang tersebut sebagai CEO dan beri saham kepemilikan, sekalipun sedikit lebih banyak. Pembagian 51/49 jauh lebih baik dibandingkan 50/50. Jika Anda dan rekan harus memiliki total keseimbangan, berikan satu persen saham pada penasehat luar yang akan menjadi pengikat.

4. Harga rendah

Beberapa pengusaha berpikir mereka bisa bermain di pasar dengan memberikan harga yang lebih rendah dan memberikan keuntungan yang besar melalui volume yang besar. Apakah Anda bersedia bekerja dengan upah yang rendah? Mengapa Anda ingin menjual dengan harga yang lebih rendah? Ingatlah, pembayaran gross margin untuk hal-hal seperti pemasaran dan pengembangan produk (dan perjalanan liburan). Ingatlah, low margins = no profits = no future. Jadi semakin besar semakin baik.

Tentukan harga Anda setinggi yang bisa dicapai pasar Anda. Sekalipun Anda bisa menjual lebih banyak unit dan mendapatkan volume pendapatan yang lebih besar dari harga yang rendah (meski tidak selalu demikian) Anda mungkin tidak lebih baik. Pastikan Anda melakukan semua perhitungan sebelum Anda memutuskan menggunakan strategi harga yang rendah. Pertimbangkan semua biaya pengeluaran Anda. Pikirkan juga tambahan tekanan yang ada. Untuk perusahaan jasa, harga rendah bukanlah ide yang bagus. Bagaimana Anda memutuskan seberapa tinggi? Naikkan harga. Kemudian naikkan lagi. Saat pelanggan atau klien berhenti membeli, Anda sudah melangkah terlalu jauh.

5. Modal yang tidak mencukupi

Cek asumsi bisnis Anda. Normalnya, proyeksi penjualan yang tinggi, kerangka waktu pengembangan produk yang terlalu pendek, dan peramalan pengeluaran yang rendah yang tidak realistis. Dan jangan melupakan pesaing yang lemah. Terlepas dari penyebabnya, banyak bisnis yang kekurangan modal. Bahkan perusahaan yang sudah matang tidak memiliki cadangan tunai untuk kondisi yang menurun.

Bersikap konservatif dengan semua proyeksi Anda. Pastikan Anda memiliki modal yang mencukupi untuk melalui siklus penjualan, atau sampai pada rencana putaran dana berikutnya. Atau sebisa mungkin menekan biaya.

6. Tidak fokus

Jika bisnis Anda seperti kebanyakan perusahaan, Anda tidak memiliki waktu atau orang untuk mengejar setiap peluang yang menarik. Tapi banyak pengusaha – yang ingin mendapatkan keuntungan dengan cepat dan berpikir lebih banyak selalu lebih baik- merasa perlu menangkap setiap peluang bisnis yang ada di depannya, alih-alih fokus pada produk inti, jasa, pasar, jalur distribusi, dan merasa perlu memperluas setiap bagian bisnis yang ada sebelumya, daripada fokus pada, produk, layanan inti, jaluran distribusi. Terlalu lemah mengembangkan diri Anda akan mengakibatkan kinerja yang buruk.

Konsentrasi perhatian Anda pada area yang terbatas akan memberikan hasil rata-rata yang lebih baik, seringkali mengungguli keuntungan yang dihasilkan dari diversifikasi.

Ada begitu banyak ide bagus, tugas Anda adalah memilih satu yang memberikan return di area yang menjadi perhatian Anda. Kenali ceruk yang menjadi keahlian Anda, dan lakukan dengan baik.

7. Kelas utama dan kehebohan infrastruktur

Banyak bisnis yang baru dimulai ambruk dikarenakan biaya overhead yang berlebihan. Usahakan berhemat dan membeli perabot yang murah. Tim manajemen Anda seharusnya menghasilkan dalam jumlah besar sebagai kompensasi saat profit meningkat, bukan sebelum itu. Pengusaha terbaik tahu bagaimana mengatur keuangan dan menggunakannya sebagai proses kunci untuk membangun bisnis seperti pengembangan produk, sales dan marketing. Tinggalkan sistem telepon yang berlebihan kecuali memang menghemat waktu dan membantu mendapatkan penjualan yang lebih banyak. Gunakan uang hanya untuk hal yang penting untuk mencapai tujuan Anda. Ajukan pertanyaan, adakah pengembalian yang cukup untuk pengeluaran ini?

8. Menuntut kesempurnaan

Ini seringkali ditemukan di engineer yang tidak akan meluncurkan produk sampai betul-betul sempurna. Ingat aturan 80/20? Ikuti aturan ini dengan kesimpulan logis, menyelesaikan setidaknya 20 persen dari 20 persen terakhir bisa menimbulkan biaya yang lebih banyak daripada yang Anda habiskan di sisa proyek. Pada saat mengembangkan produk, gunakan aturan paradoks Zeno. Kesempurnaan tidak dapat diraih dan membutuhkan biaya yang besar. Plus, saat Anda memperbaikinya, pasar sudah berubah tepat dihadapan Anda. Diatas semua itu, pelanggan menunda membeli produk Anda yang sudah ada dan menunggu sesuatu yang baru yang akan Anda keluarkan.

Penangkalnya? Fokus pada menciptakan produk yang bisa mengalahkan pasar dalam waktu yang ditentukan. Tentukan tenggat waktu dan membuat rencana pengembangan produk yang sesuai. Tahu kapan Anda harus menghentikan pengembangan untuk menentukan tanggal pengiriman. Ketika waktu Anda sudah habis, maka sudah selesai. Luncurkan produk Anda.

9. Tidak ada return on investment yang jelas

Bisakah Anda mengartikulasikan return yang berasal dari pembelian produk atau jasa Anda? Berapa banyak bisnis tambahan yang bisa diberikan pada pelanggan Anda? Berapa banyak uang yang bisa mereka hemat? Apakah menurut Anda ini sulit diukur? Terlalu banyak intangible? Jika bagi Anda ini terlalu sulit untuk digambarkan, apa yang Anda harapkan dilakukan oleh prospek? Lakukan analisa. Bicarakan dengan pelanggan Anda, buatlah studi kasus. Ajukan cara untuk mengukur benefitnya. Jika Anda tidak bisa menilai pembelian, jangan berharap pelanggan Anda akan melakukan hal serupa.

10. Tidak mengakui kesalahan

Dari semua kesalahan, inilah yang paling besar. Pada beberapa titik Anda menyadari kebenaran yang menyakitkan: Anda membuat kesalahan. Segera akui. Perbaiki situasi. Jika tidak, kesalahan akan semakin besar, dan besar, dan terkadang ini sulit dilakukan, tapi, percayalah, kebangkrutan lebih sulit.

Anggap biaya Anda menyusut. Uang Anda hilang. Kabar baiknya: basis Anda nol. Dari perspektif ini, apakah Anda akan menginvestasikan dana segar untuk ide ini? Jika jawabannya tidak, menjauhlah. Segera ganti. Apapun itu. Tapi jangan mengeluarkan uang setelah kejadian yang buruk.

Baiklah, setiap orang membuat kesalahan. Coba atasi mereka dengan cepat, sebelum menghancurkan perusahaan Anda.

Untuk menghindari kesalahan di masa datang, terkadang dengan mengajukan pertanyaan yang baik bisa membantu.

Penulis: Business Coach, Paul Lemberg adalah President of Quantum Growth Coaching, progam pelatihan dengan sistem yang didesain untuk menciptakan lebih banyak profit dan kehidupan bagi pengusaha.

Sumber: www.Articles4Business.com

Diterjemahkan oleh: Iin – Tim Pengusahamuslim.com
Artikel: www.pengusahamuslim.com

Video Belajar Iqro Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28